JAKARTA, KabarSDGs — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan UNICEF di Auditorium Siwabessy, Jakarta, Rabu (16/9). Perjanjian ini memungkinkan Indonesia melakukan pengadaan vaksin virus corona baru (COVID-19) dengan harga terjangkau.
Indonesia sebelumnya menandatangani MoU dengan UNICEF pada 2004. Pernjanjian tersebut mengatur proses pengadaan barang dan jasa melalui UNICEF, mulai dari proses pengajuan, pembayaran, hingga pengiriman. Pembaruan kerja sama diharapkan memperlancar pemberian produk kesehatan esensial untuk masyarakat.
Pengadaan dan pembelian vaksin dilakukan melalui Supply Division UNICEF di Kopenhagen, Denmark. Terjalinnya kerja sama memungkinkan Indonesia melakukan pemesanan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar dengan harga lebih rendah, sehingga terjadi penghematan signifikan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan, Indonesia aktif menjalin kerja sama internasional dan multirateral sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi. Salah satu kerja sama dijalin melalui WHO Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelarator – COVAX Facility dalam mengupayakan kemudahan akses, keamanan, dan harga vaksin terjangkau.
Indonesia masuk kategori Advanced Market Commitment (AMC) pada COVAX Facility, sehingga mendapat jaminan akses terhadap vaksin COVID-19 yang terjangkau dan berkualitas untuk 20% populasi berisiko pada akhir 2021. Hingga kini pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi intensif dengan GAVI dan COVAX Facility untuk mengetahui waktu persediaan vaksin dan harganya.
Hal senada juga disampaikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ia mengatakan, kemitraan global bukan satu-satunya inisiatif global. Kerja sama pemerintah dan produsen terus dilakukan untuk memastikan vaksin COVID-19 tersedia di seluruh negara, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah.
Dalam konteks COVAX Facility, UNICEF memiliki peran sangat penting. Setiap negara termasuk Indonesia akan memiliki akses aman, cepat, dan merata terhadap vaksin COVID-19 ketika sudah ditetapkan dan diproduksi. “UNICEF dan mitranya berkomitmen terhadap negara-negara yang telah bergabung dalam COVAX, termasuk Indonesia, untuk mengadakan dan memberikan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif secara cepat dan dalam skala besar,” tutur Terawan di Jakarta, Rabu (16/9).
Terawan berharap terjalinnya kerja sama dapat mempercepat pengendalian COVID-19. Tidak hanya Indonesia, tapi juga dunia. “Semoga upaya kita bersama dalam memerangi COVID-19 dapat segera mengakhiri pandemi, mengembalikan kesehatan bangsa dan masyarakat Indonesia seperti sedia kala,” ujarnya.
Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini mengatakan, kemitraan ini memungkinkan Indonesia membeli vaksin baru seperti pneumococcal conjugate vaccine (PCV) dengan harga sepertiga dari harga pasar. “Jika diukur secara nasional, hal ini dapat mencegah hampir 10.000 kematian anak setiap tahun,” tuturnya.
Menurut Comini, kesepakatan dilatarbelakangi pandemi COVID-19. Kasus terkonfirmasi yang terus meningkat membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi di Asia Tenggara. Karena itu, Indonesia perlu mendapat kemudahan akses terhadap obat-obatan dan vaksin baru.
Comini menjelaskan, banyak negara berupaya keras memenuhi kebutuhan vaksin dan obat di wilayahnya. Melalui perjanjian kerja sama ini, dia menyakini Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan, termasuk penurunan harga vaksin dan obat, serta menjalin kerja sama pengembangan vaksin antara produsen nasional (Biofarma) dan UNICEF.
“Kami sangat menantikan vaksin COVID-19, kami harus ingat untuk fokus pada hal-hal dasar. Imunisasi rutin untuk anak-anak, rantai pasokan yang kuat, petugas kesehatan terlatih, dan masyarakat yang sadar akan manfaatnya. Ini adalah dasar yang tidak boleh kita lupakan,” kata Comini.
Discussion about this post