• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
3 February 2023
No Result
View All Result
Kabar SDGs
Advertisement
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY KESEHATAN

Penggunaan Masker di Dunia Sudah Ada Sejak Abad 17

by Editor
29 August 2020
Penggunaan Masker di Dunia Sudah Ada Sejak Abad 17

Masker yang sejak pandemi COVID-19 melanda dunia menjadi kebutuhan setiap orang. Sejarahnya, masker ini sudah ada sejak abad 17, saat itu terjadi flu Spanyol. Foto: Humas BNPB

18
SHARES
112
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

JAKARTA, KabarSDGs -– Masker saat ini menjadi kebutuhan setiap orang yang sangat penting keberadaannya. Demi aman dari COVID-19 setiap orang harus menggunakan masker jika hendak berpergian keluar rumah. Sejarah mengatakan masker sudah sejak dulu digunakan masyarakat dunia terlebih ketika menghadapi suatu wabah.

Sejarahwan Bonnie Triyana mengatakan masker tertua yang dapat terlacak dimulai di Eropa pada abad ke-17 yang berbentuk seperti burung dan digunakan untuk menghadapi penyakit yang sedang melanda pada saat itu.

BACA JUGA

Menko PMK: Sanksi Tegas Bagi Pelanggar Aturan Rokok

Menko PMK Minta Jamaah Salat Id Wudhu di Rumah

11 May 2021
DKI Jakarta-Jawa Barat Jadi Contoh Penerapan PPKM

Menggunakan Masker Yang Benar Cara Ampuh Tangkal Virus

19 February 2021
Memalsukan Hasil Tes Covid-19 Diancam Pidana 4 Tahun

Memalsukan Hasil Tes Covid-19 Diancam Pidana 4 Tahun

1 January 2021

“Masker ini digunakan karena memang waktu itu juga ada wabah ya menghindari penyebaran penyakit dari udara dan di dalam paruhnya itu biasanya diisi sama herbs gitu jadi kayak rempah,” ujar Bonnie pada talkshow di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/8/2020).

Masker-masker pada saat itu belum seperti sekarang, Bonnie mengatakan dahulu masker dibuat dari bahan-bahan seperti wol tipis hingga bahan-bahan lain yang tersedia di zamannya.

“Maskernya itu terbuatnya dari ya seadanya bikinnya, seadanya itu misalkan dari rajutan bahan rajutan kaos kaki atau dari perban atau dari kain kasa,” jelas Bonnie.

Bonnie menyebutkan bentuk masker pada saat wabah Flu Spanyol sudah mulai berubah hampir menyerupai bentuk masker saat ini.

“Sudah agak berubah jadi gak kayak paruh burung lagi, jadi bentuknya itu yang kalau kita lihat ini hampir mirip-mirip karena dia (masker saat itu) bisa bergerak gitu jadi kalau berbicara bisa gerak-gerak,” sebutnya.

Berkaca dari sejarah, respons dari masyarakat terhadap penggunaan masker berubah-ubah dan bervariasi. Mengambil contoh masyarakat di Amerika Utara yang menerima penggunaan masker dan masyarakat di Kanada yang tidak menghiraukan penggunaan masker.

“Kalau di Amerika Utara mereka menerima itu sebagai sebuah kewajiban dan cara untuk menjaga solidaritas kemanusiaan supaya mencegah penyebaran ya apa wabah pandemi Flu Spanyol,” jelas Bonnie.

Di Kanada ini responsnya beda lagi, kata dia, walaupun mandatory diwajibkan tapi mereka bandel, mereka tidak memakai. “Kalau ada polisi atau razia baru dipakai, tingkat kesadarannya rendah karena mereka merasa tidak nyaman dan menganggap masker itu suatu hal yang aneh,” ucap Bonnie.

Bonnie menjelaskan respons dari masyarakat dapat berbeda-beda yang salah satu penyebabnya sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap wabah yang tengah terjadi.

“Kalau melihat sejarah, kebanyakan respons masyarakat itu sangat tergantung pada tingkat pemahaman mereka yang juga sangat tergantung pada pengetahuan mereka atas wabah yang terjadi itu, semakin mereka tidak tahu semakin mereka abai,” jelasnya.

Pemerintah Hindia Belana

Bonnie mengatakan, upaya pemerintah Indonesia atau Hindia Belanda dalam mengatasi wabah Flu Spanyol saat wabah tersebut melanda Indonesia atau Hindia Belanda yaitu melalui pendekatan seperti wayang, pamflet yang mengadaptasi kisah Ramayana, serta pendekatan lainnya yang mempertimbangkan budaya setempat.

“Justru pemerintah Hindia Belanda saat itu mencoba menggunakan pendekatan kultur budaya untuk mensosialisasikan bahaya penyakit ini dan untuk mensosialisasikan bagaimana upaya pencegahannya,” tuturnya.

Bonnie tidak menemukan sejarah yang menjelaskan mengenai penggunaan dan manfaat masker di Indonesia pada saat itu, namun ia mengatakan tindakan seperti lockdown atau PSBB sudah pernah diterapkan.

“Tapi kalau cara-cara untuk mencegah misalkan dalam bahasa sekarang lockdown atau PSBB itu juga dulu ada pernah ada tindakan demikian, misalkan satu desa kalau ada yang kena wabah itu tidak boleh kemana-mana harus tetap tinggal di rumah itu sudah ada,” tambahnya.

Dalam meningkatkan kesadaran dari masyarakat mengenai kondisi saat ini, Bonnie mengatakan bahwa dibutuhkan cara-cara yang lebih kreatif dan menyenangkan terlebih jika akan menyampaikannya ke anak muda. Selain materi, medium dan cara menyampaikan sebuah pesan juga penting untuk diperhatikan.

“Mensosialisasikan pengetahuan mengenai wabah ini sendiri itu harus terus diberikan dengan cara yang kreatif mungkin buat anak muda dan yang tentu saja yang masif gitu ya, banyak anak muda sekarang kan kalau dikasih cara yang membosankan gitu mereka gasuka,” tegasnya.

Menutup dialog, Bonnie mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui cuci tangan, menjaga sanitasi, dan tidak melakukan kegiatan yang berisiko menyebarkan COVID-19 seperti kumpul-kumpul.

“Tapi mungkin pentingnya sekarang kerja sama komunitas kemudian dengan pemerintah sama-sama untuk mendorong kesadaran masyarakat di dalam mencegah COVID ini ya tidak hanya soal pakai masker tapi juga apa namanya cuci tangan, menjaga sanitasi, kemudian juga tidak melakukan hal-hal yang berpotensi ke arah penyebaran,” ujar Bonnie.

Share7SendTweet5
Previous Post

Konser Musik Virtual Hibur Warga Aman dari COVID-19

Next Post

BP2MI Verifikasi Dokumen Pendaftaran G to G Korea Selatan

Next Post
BP2MI Verifikasi Dokumen Pendaftaran G to G Korea Selatan

BP2MI Verifikasi Dokumen Pendaftaran G to G Korea Selatan

Teten Masduki

Teten: UMKM Digital Produktif Kunci Pemulihan Ekonomi

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Sukawati di Bali, Ini Harapannya

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Sukawati di Bali, Ini Harapannya

1 February 2023
Pemerintah Targetkan 4000 Desa Wisata Daftar ADWI 2023

Pemerintah Targetkan 4000 Desa Wisata Daftar ADWI 2023

31 January 2023
Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

27 January 2023
4 Langkah Pemerintah yang Dianggap Sukses Hadapi Pandemi Covid-19

4 Langkah Pemerintah yang Dianggap Sukses Hadapi Pandemi Covid-19

27 January 2023
Melalui HP Street Code, HP Indonesia Berikan Keterampilan Masa Depan

Melalui HP Street Code, HP Indonesia Berikan Keterampilan Masa Depan

26 January 2023

POPULAR

  • Ini Perbedaan Wisata Religi dan Wisata Halal

    Ini Perbedaan Wisata Religi dan Wisata Halal

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • 4.790 Seniman Ramaikan Pekan Kebudayaan Nasional 2020

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • Kerajinan Cantik dari Kayu Pinus

    204 shares
    Share 82 Tweet 51
  • Kemensos dan BI Adakan Pilot Project Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Malang Raya

    23 shares
    Share 9 Tweet 6

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.