• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
27 March 2023
No Result
View All Result
Kabar SDGs
Advertisement
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY

Filantropi, Upaya Ringankan Keterpurukan Perekonomian

by Editor
9 August 2020
charity

ilustrasi (DOK SCOOPIFY.ORG)

39
SHARES
245
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

JAKARTA, KabarSDGs – Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) diprediksi bakal terhambat akibat Pandemi COVID-19. Pandemi, membuat kondisi perekonomian memburuk. Beberapa negara di dunia bahkan terancam mengalami resesi.

Menurut Ketua Badan Pengawas Yayasan Tahija George Tahija, ada beberapa hal yang mungkin bisa sedikit meringankan keterpurukan perekonomian suatu negara. Salah satunya, melalui kegiatan filantropis.

BACA JUGA

Perusahaan yang Beroperasi di Kalimantan Timur Disarankan untuk Membantu Akses Listrik Wilayah Pedalaman

Perusahaan yang Beroperasi di Kalimantan Timur Disarankan untuk Membantu Akses Listrik Wilayah Pedalaman

19 March 2023
Pemkot Jambi Beri Penghargaan terkait CSR kepada JNE

Pemkot Jambi Beri Penghargaan terkait CSR kepada JNE

23 December 2022
PLN UID Bali Merealisasikan 70 Program CSR Sejak Januari 2022

PLN UID Bali Merealisasikan 70 Program CSR Sejak Januari 2022

29 November 2022

Filantopi merupakan kegiatan yang mempromosikan tujuan baik dan memperjuangkan kesejahteraan orang lain dengan tak hanya dengan menyumbangkan uang, namun juga waktu. Para filantropis menantang status quo yang ada di dunia ini dan melakukan suatu inovasi yang bertujuan untuk merubah dunia menjadi lebih baik.

Charity Aid Foundation mendefinisikan filantropi sebagai tindakan untuk membantu orang yang tak dikenal, memberikan donasi, dan melakukan kegiatan sukarela. “Intinya, filantropi adalah segala jenis kegiatan yang mencoba memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” kata Ketua Badan Pengurus Yayasan Tahija Trihadi Saptoadi, baru-baru ini.

Menurutnya, ada dua jenis kegiatan filantropi, yaitu filantropi tradisional dan filantropi ventura. Kegiatan filantropi tradisional cenderung lebih terukur proses dan hasilnya, biasanya dalam bentuk pemberian donasi. Berbeda dengan kegiatan filantropi ventura yang fokusnya pada kegiatan eksperimen, riset, inovasi, dan pendekatan baru lainnya atas permasalahan sosial.

Tingginya risiko dari kegiatan filantropi ventura, kata Trihadi, diiringi dengan tingginya dampak perubahan yang akan terjadi di masyarakat jika kegiatan tersebut berhasil. Dalam kegiatan filantropi ventura, para filantropis juga dipastikan terlibat langsung dalam setiap programnya, berbeda dengan kegiatan filantropi tradisional yang cenderung hanya menunggu hasil dari program yang didanai.

“Kontribusi dalam kegiatan filantropi ventura ini juga tak hanya sekadar pendanaan, namun juga human capital seperti ilmu, teknologi, manajemen, skill, dan jaringan,” ujar dia.

Kegiatan filantropi, lanjut Trihadi, juga berbeda dengan donasi atau sumbangan yang sering dilakukan. “Kegiatan filantropi pasti ada donasi, karena donasi itu bagian dari filantropi. Tapi, kegiatan filantropi juga melihat hasilnya, tidak hanya sekadar memberi bantuan saja.”

filantropi
ilustrasi (DOK NAPKIN FINANCE)

Filantropi juga berbeda dengan CSR perusahaan, walaupun kegiatannya bersinggungan. CSR perusahaan harus searah dengan tujuan pemilik saham dan strategi perusahaan. Namun, filantropi yang independent dapat memilih tindakan apa saja yang terbaik untuk masyarakat, tanpa memperhatikan pandangan pemilik saham.

Menurut Trihadi, Pembangunan Berkelanjutan juga membutuhkan peran para filantropis agar tujuannya dapat terlaksana dengan baik. Aktor kunci lainnya adalah pemerintah, akademisi, serta masyarakat dan media massa. “Hubungan antar aktor juga harus berlandaskan kepercayaan yang kuat, kerjasama yang setara, partisipasi, pertanggungjawaban, dan pemberian solusi terbaik,”kata dia.

Selain itu, untuk membentuk kegiatan filantropis yang berkelanjutan dibutuhkan bukti, legasi, serta dampak yang jelas. Dukungan masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah tersebut juga tak kalah penting. Tidak harus pula membutuhkan uang yang banyak, walau dana jangka panjang perannya tetap penting. “Intinya kan membantu orang lain, memberi donasi, dan memberikan waktunya untuk membuat suatu perubahan,” kata Trihadi.

Dia mengatakan, saat ini sudah terdapat beberapa regulasi perihal kegiatan filantropi di Indonesia, salah satunya adalah UU nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Namun, aturan tersebut belum mengatur perihal cara mengakses insentif tersebut secara transparan.

Untuk mempertahankan kegiatan filantropi yang berkelanjutan, diharapkan kedepannya terdapat aturan yang dapat menempatkan para filantropis sebagai partner yang setara dalam pembangunan Indonesia. (PULINA NITYAKANTI PRAMESI)

Share16SendTweet10
Previous Post

Masyarakat Diminta Pelajari Bahasa Isyarat

Next Post

Kemendikbud Tetap Larang Pembelajaran Tatap Muka

Next Post
belajar online

Kemendikbud Tetap Larang Pembelajaran Tatap Muka

produksi baju hazmat jakarta

Perajin Baju Hazmat

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Ini 4 Target Indonesia di Hannover Messe 2023

Ini 4 Target Indonesia di Hannover Messe 2023

27 March 2023
Pemprov Jawa Tengah Gencar Gelar Operasi Pasar untuk Kendalikan Inflasi saat Ramadhan

Pemprov Jawa Tengah Gencar Gelar Operasi Pasar untuk Kendalikan Inflasi saat Ramadhan

27 March 2023
Garuda Indonesia Gelar GOTF 2023, Hadirkan Promo Diskon Tiket hingga 80 Persen

Garuda Indonesia Gelar GOTF 2023, Hadirkan Promo Diskon Tiket hingga 80 Persen

27 March 2023
Indonesia dengan Korea Selatan Jalin Kerja Sama untuk Implementasi Transformasi Kesehatan Tanah Air

Indonesia dengan Korea Selatan Jalin Kerja Sama untuk Implementasi Transformasi Kesehatan Tanah Air

27 March 2023
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Garut Hingga Yogyakarta!

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Garut Hingga Yogyakarta!

26 March 2023

POPULAR

  • Sambut Ramadhan, Morrissey Hotel Luncurkan Paket Buka Puasa Bersama Bertema Nusantara

    Sambut Ramadhan, Morrissey Hotel Luncurkan Paket Buka Puasa Bersama Bertema Nusantara

    32 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Gerhana Matahari Hibrid akan Hadir di Indonesia pada 20 Maret 2023

    41 shares
    Share 16 Tweet 10
  • IPCC: Krisis Iklim sedang Terjadi Secara Cepat dan Meningkatkan Frekuensi Cuaca Ekstrem

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Kampung Ramadhan Jogokaryan ke-19 Resmi Dibuka, 3000 Takjil Gratis Disediakan Setiap Harinya

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Menteri Perdagangan Ajak Delegasi ASEAN Economic Ministers Retreat 2023 Menikmati Suasana Candi Borobudur

    19 shares
    Share 8 Tweet 5

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.