JAKARTA, KabarSDGs – Pemerintah mempercepat produksi alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk penangan virus corona baru (COVID-19). Indonesia diperkirakan membutuhkan minimal satu juta kit.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK) Muhadjir Effendy mendukung percepatan produksi alat tes PCR. Langkah tersebut untuk memproteksi produk dalam negeri, karena hasilnya dapat diserap di pasar sendiri.
“Nanti kita akan memperkecil (impor) PCR dari luar, sehingga jangan sampai itu menimbulkan pasar tidak sempurna. Itu (alat tes PCR dalam negeri) tentunya lebih murah dan lebih compatible dengan pasar Indonesia,” kata Muhadjir dalam siaran pers yang diterima KabarSDGs, Rabu (1/7).
Produksi alat tes PCR dilakukan PT Bio Farma. Kemampuan produksi saat ini mencapai 50 ribu per pekan atau 200 ribu per bulan, sedangkan kebutuhan Indonesia minimal satu juta kit.
Pemerintah menyerahkan bekas laboratorium vaksin flu burung untuk mengoptimalkan produksi alat tes PCR. Dirut Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya sudah membuat rancangan untuk pemanfaatan laboratorium tersebut. Ia berharap produksi per Agustus bisa mencapai satu juta kit.
“Intinya kita punya semangat memberikan proteksi produk dalam negeri. Misalnya Bio Farma bisa memproduksi dengan kapasitas maksimal. Kita akan upayakan agar diserap di pasar,” ujar Muhadjir.
Discussion about this post