JAKARTA, KabarSDGs –
Penghasilan Slamet, perajin tempe warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menurun drastis sebab pelanggannya banyak pulang kampung karena COVID-19. Mayoritas pelanggannya yaitu pedagang warung makan.
Saat usaha meningkat, Slamet pernah mendapat KUR Mikro sebesar Rp 25 juta. Namun, sejak Maret 2020 usahanya mulai lesu. Ketika iklim usaha pada Juli 2020 mulai bergerak, perajin tempe yang sudah memproduksi selama 10 tahun itu mendapat tambahan modal sebesar Rp 35 juta, bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Bank BRI.
“Saya sangat terbantu, karena tambahan modal tersebut saya pakai untuk membeli bahan baku kedelai,” kata Slamet.
Sementara itu Ujang Mulyana, pemilik usaha warung sembako, pecel ayam, dan kantin sekolah juga mengaku mengalami kendala sejak wabah COVID-19 melanda. “Saya sampai tidak bisa membayar karyawan dua orang,” ujar Ujang pada acara update PEN KUMKM di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Kamis (30/7).
Modal usahanya terpakai menutup kebutuhan sehari-sehari keluarganya. Di tengah kebingungan itu, Ujang mendatangi BRI dengan tujuan mendapat solusi usahanya yang nyaris bangkrut. “Alhamdulillah, saya diterima baik dan diarahkan mendapat produk bantuan tambahan modal melalui Kumpedes Bangkit,” kata Ujang.
Hasil meminjam, dia mendapatkan tambahan modal Rp 25 juta. Usaha Ujang pun perlahan mulai bergerak lagi. “Yang belum jalan lagi kantin, karena sekolah masih ditutup,” ujar Ujang.
Kepala Divisi Bisnis Mikro Bank BRI Made Antara Jaya mengatakan, sudah melakukan survei lapangan mengenai debitur (khususnya KUR Mikro) yang masih berjalan pada periode April-Mei 2020, namun kekurangan modal. “Untuk itu, kami hadir dengan tujuan jangan sampai usaha mereka yang memiliki prospek bagus jadi tenggelam,” kata Made.
Di BRI ada produk Kumpedes Bangkit, dengan maksimal kredit Rp 25 juta, atau 20 persen dari plafon kredit sebelumnya. “Mereka sudah memiliki piring, gelas, dan sendok, Bank BRI menambah dagingnya untuk diolah,” tutur Made.
BRI melakukan empat langkah program PEN untuk UMKM. Pertama, program restrukturisasi debitur terdampak COVID-19. Per Juni 2020 sudah menyalurkan Rp 176,01 triliun, atau 26 persen dari total portofolio. Total debitur sebanyak 2,8 juta pelaku usaha.
Rinciannya, usaha mikro sebanyak 1,39 juta orang dengan outstanding Rp 64 triliun. Untuk KUR (ritel dan kecil) sebanyak 1,371 juta orang dengan outstanding Rp 24,3 triliun. “Artinya, Rp 88 triliun lebih dari total Rp 176,01 triliun dinikmati UMKM dan debitur KUR,” kata Made.
Langkah kedua BRI adalah stimulus subsidi bunga KUR dan non KUR. Ketiga, implementasi dari PMK 70 tentang penempatan uang negara di bank-bank Himbara dan Bank BRI mendapat Rp10 triliun.
“Dalam satu bulan, kita sudah menyalurkan Rp 24 triliun, atau 240 persen untuk 565.000 debitur. Rinciannya, usaha mikro Rp 18 triliun dan usaha kecil Rp 4,8 triliun,” kata Made.
Keempat, menjalankan program kredit Kumpedes Bangkit dan KMK Tangguh, dengan bunga dan persyaratan mudah dan ringan. “Kami menambah modal bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang terkena dampak COVID-19, namun tidak parah alias masih ada napas usahanya. Jangan sampai mereka terpuruk,” kata Made.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, Presiden Jokowi sudah menetapkan Perpres Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang ditandatangani pada 20 Juli 2020.
Komite kebijakan itu, lanjut Rully, memiliki tugas diantaranya adalah menyusun rekomendasi kebijakan strategis kepada Presiden RI dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 serta pemulihan perekonomian dan transformasi ekonomi nasional.
“Selain mengintegrasikan dan menetapkan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan strategis tersebut, juga melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan itu dalam rangka percepatan penanganan COVID-19”, tutur Rully.
Rully juga menuturkan, dalam waktu dekat Presiden Jokowi akan melaunching program bantuan modal untuk usaha mikro. “Bantuan ini khusus untuk pelaku usaha mikro yang belum memiliki akses ke perbankan atau belum bankable,’ kata Rully. (MULIA MUNTHE)
Discussion about this post