Oleh: Djoko Setijowarno* dan Anastasia Yulianti**
Di seluruh dunia, penggunaan sepeda meningkat pesat, termasuk di Indonesia. Peluang bagi Pemerintah Indonesia untuk membuat sepeda tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan berolah raga semata, namun menjadikan sepeda sebagai sarana transportasi keseharian. Terutama untuk perjalanan jarak pendek.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59 Tahun 2020 tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan. Peraturan ini sebagai panduan teknis bagi daerah untuk membuat aturan lebih lanjut dalam mengatur sepeda sebagai alat transportasi jarak pendek.
Pada intinya, pembangunan jalur sepeda yang dibangun harusnya jalur sepeda yang terproteksi. Pengaturan ini bertujuan untuk mewujudkan tertib berlalu lintas dan menjamin keselamatan penggunaan sepeda di jalan. Ada tiga hal yang diatur, yaitu persyaratan teknis sepeda, tata cara bersepeda dan fasilitas pendukung sepeda.
Bagi sahabat disabilitas yang menggunakan sepeda untuk beraktivitas juga turut diatur. Sepeda yang digunakan sahabat disabilitas harus menggunakan tanda pengenal yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang sepeda.
Fasilitas harus disediakan oleh setiap penyelenggara fasilitas umum yang ditempatkan paling sedikit pada simpul transportasi, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, dan tempat ibadah.
Selanjutnya, Pemerintah Daerah dapat menentukan jenis dan penggunaan sepeda di daerahnya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerahnya
Situasi bersepeda di mancanegara
Fenomena pesepeda selama pandemi corona di Inggris. Dampak pandemi menyebabkan 61 persen orang Inggris takut untuk menggunakan angkutan umum. Terjadi peningkatan pemesanan sepeda hingga 200 persen, terutama oleh pekerja yang tetap harus bekerja diluar rumah saat pandemi. Penjualan sepeda sangat besar di penjualan rantai sepeda dan suku cadang. Penjualan sepeda yang biasanya 20-30 per minggu, meningkat menjadi 50 sepeda setiap hari. Tindakan sementara waktu yang dilakukan beberapa kota di Inggris adalah membuat jalur sepeda non permanen dengan mengambil sebagian ruang kendaraan bermotor menjadi ruang bagi pejalan kaki dan pesepeda.
Sementara di Amerika Serikat, saat pandemi, pemerintah di Amerika Serikat melakukan pembatasan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Pengguna sepeda di beberapa kota, seperti Philadelphia meningkat hingga 150 persen. Beberapa ruas jalan untuk kendaraan bermotor diubah menjadi jalur sementara bagi pesepeda dan pejalan kaki. Kota yang paling banyak menutup jalan untuk jalur sepeda dan pejalan kaki adalah kota Oakland, California. Sebanyak 85 persen orang Amerika menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman dibandingkan dengan transportasi umum saat social distancing.
Survey yang dilakukan Trekbike (2020) di beberapa negara, membagi tiga kelompok pesepeda saat pandemi ini. Pertama, penggemar sepeda. Penggemar sepeda ini sudah bersepeda sebelum pandemi coronavirus. Mereka memiliki hobi bersepeda.
Kedua, pengendara sepeda keluarga. Pengendara sepeda keluarga biasanya bersepeda untuk santai dan rekreasi. Sebanyak 63 persen pesepeda kategori ini bersepeda untuk menghilangkan stres dan kecemasan karena pandemi.
Ketiga, pengendara sepeda ke tempat kerja. Pengendara sepeda ini menggunakan sepeda untuk ke tempat kerja. Sebanyak 85 persen pesepeda kategori ini menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman daripada transit.
Di sisi lain, kecelakaan pengendara sepeda di New York (Amerika Serikat) meningkat hingga 43 persen selama pandemi corona. Penyebabnya, peningkatan kecelakaan pengendara sepeda terjadi karena lonjakan pesepeda baru belum didukung oleh infrastruktur yang baik bagi pesepeda. Faktanya, 10 dari 28 pesepeda yang tewas di jalan-jalan New York City tertabrak oleh pengemudi kendaraan bermotor. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia.
Beberapa negara mempersiapkan jaringan infrastruktur pesepeda. Beberapa kota memperluas infrastruktur pesepeda, baik sementara atau secara permanen selama pandemi coronavirus. Bogotá menambah jaringan sepeda sepanjang 22 mil. Proyek percontohan NUMO (New Urban Mobility Operator) melakukan kegiatan meminjamkan e-sepeda kepada pekerja perawatan kesehatan.
Philadelphia menanggapi petisi publik untuk menciptakan lebih banyak ruang bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki untuk beroperasi dengan aman dengan menutup segmen jalan besar sepanjang 4,4 mil. Mexico City mengusulkan rencana untuk 80 mil infrastruktur sepeda sementara untuk mengurangi risiko penggunaan transportasi umum dan memfasilitasi mobilitas di megalopolis lebih dari 21 juta orang.
Berlin baru-baru ini menerapkan jalur sepeda sementara 1 mil di sepanjang jalan utama dan memiliki rencana untuk memperluas infrastruktur pop-up, bersama dengan 133 kota Jerman lainnya. Oakland, Minneapolis, Denver, Louisville, Vancouver dan Calgary telah menerapkan tindakan serupa.
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia mencatat, peningkatan signifikan pesepeda di DKI Jakarta saja hingga 1.000 persen atau 10 kali lipat selama pandemi coronavirus. Bike to Work (B2W) mencatat sepanjang Januari hingga Juni 2020, terdapat 29 peristiwa laka lantas yang melibatkan pesepeda. Akibat kecelakaan lalu lintas, 58 persen atau 17 pesepeda meninggal dunia.
Memprioritaskan infrastruktur yang aman bagi pesepeda sehingga semakin banyak orang bersepeda. Penambahan pendanaan untuk infrastruktur sepeda seiring dengan pesepeda yang bertumbuh. Pendanaan infrastruktur sepeda sebanding dengan pendanaan yang disediakan untuk program transportasi lain. Di Amerika Serikat pendanaan infrastruktur sepeda naik 40 persen.
Di Inggris, pemerintah memproritaskan pendanaan £ 2 miliar untuk infrastruktur sepeda, dan sudah digunakan £ 250 juta saat pandemi. Kebijakan ini disebut sebagai kebijakan once in generation, karena untuk pertama kalinya pemerintah memprioritaskan pendanaan untuk infrastruktur sepeda dalam jumlah besar.
Memprioritaskan sepeda dalam kebijakan pasca pandemi, (1) membuat program baru untuk mengembangkan infrastruktur sepeda yang terhubung di seluruh kota/daerah, untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Kebijakan infrastruktur sepeda membantu kebijakan pengurangan emisi, (2) investasi jalur sepeda sebagai jalur rekreasi, (3) insentif komuter sepeda, (4) skema kebijakan pemberian diskon bagi karyawan yang membeli sepeda untuk bekerja.
Di Inggris diperkenalkan skema kupon £ 50 per kepala untuk membeli sepeda. Skema yang sama juga dilakukan di Perancis. Mendorong pemerintah daerah untuk membuat perubahan signifikan pada tata ruang jalan mereka untuk memberikan lebih banyak ruang bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki.
Bikeshare meningkat
Peningkatan penggunaan sepeda memberi dampak positif kepada perusahaan bikeshare di berbagai negara. Sebuah perusahaan bikeshare Wuhan, Meituan Bikeshare mampu menyediakan sekitar 2,3 juta perjalanan di Wuhan. Sebanyak 286.000 orang menggunakan layanan ini dengan total perjalanan bersepeda mencapai 2 juta mil. Jarak rata-rata harian untuk satu perjalanan meningkat 10 persen.
Sistem bikeshare publik New York City, Citi Bike, mengalami lonjakan permintaan 67 persen pada awal Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Chicago dan Philadelphia mengalami peningkatan dalam program bikeshare mereka hampir dua kali lipat selama bulan Maret. Salah satu jalur sepeda utama Philadelphia mengalami peningkatan lalu lintas 470 persen.
Beberapa contoh di beberapa negara tentang kebijakan bersepeda dapat menjadi pedoman untuk mengembangkan sepeda sebagai sarana transportasi pilihan masyarakat. Antusia masyarakat sudah cukup tinggi untuk bersepeda, tinggal bagaimana pemerintah memanfaatkan momentum ini menjadi peluang menata transportasi bersepeda dalam segala hal. (Penulis: *Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, ** Anastasia Yulianti, peneliti Laboratorium Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Anggota MTI Jawa Tengah.)
Discussion about this post