JAKARTA, KabarSDGs – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berusaha gerak cepat (gercep) dalam menghadapi Pemberlakuan Pembatas Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang hingga 2 Agustus 2021. Berbagai tindakan dilakukan agar pelaku Parekraf dapat tetap semangat dan mematuhi serta mendukung PPKM level 4 ini.
“Evaluasi dan kontribusi pada pedagang kecil, mensosialisasikan protokol kesehatan dan vaksinasi, semua itu harus gerak cepat untuk merealisasikannya. Aspek sosial dan aspek kemanusiaan diutamakan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam Weekly Press Briefieng secara virtual, Senin (26/7).
Dia menambahkan, “tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus gotong royong mendukung PPKM level 4 untuk membantu saudara yang membutuhkan bantuan.”
Sandi mengatakan, dirinya merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi selama PPKM Darurat yang berlangsung mulai (3/7) lalu. Apalagi, para pelaku Parekraf dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Garut sempat mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
Berdasarkan catatan PHRI rata-rata okupansi hotel di daerah terdampak tinggal belasan persen dan bahkan ada yang di bawah 10 persen. Sementara restoran anjlok dari 70 hingga 90 persen selama PPKM darurat.
“Saya juga pengusaha yang sempat jatuh bangun juga menghadapi krisis, saya pun mengajak mereka untuk menyepakati beberapa butir agar kita bisa mengembalikan lagi, mengobarkan simbol semangat untuk bangkit dari Pandemi Covid-19,” kata Sandi.
Dia pun meminta agar bendera putih itu diganti dengan bendera merah putih yang diproduksi oleh pelaku Parekraf. Kemenparekraf juga akan membeli bendera itu untuk diberikan kepada destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif agar dikibarkan sebagai simbol tetap semangat menghadapi pandemi.
Untuk mengatasi tingkat keterisian atau okupansi hotel, Kemenparekraf meminta PHRI Garut untuk menyediakan hotel-hotel sebagai sentra vaksinasi, mengajak PHRI untuk memfasilitasi tempat istirahat bagi tenaga kesehatan (nakes) dan juga masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman).
Program di Garut ini, kata Sandi, akan disebarluaskan lagi ke destinasi lainnya. Menurut dia, beberapa daerah juga menyatakan ketertarikannya dengan program tersebut. Dia berharap, program ini dapat membantu tingkat keterisian hotel 40 hingga 50 persen. “Ini yang kita sebut gerak cepat, gerak bersama, dan gerak potensi atau 3G:Gercep,Geber, dan Gaspol.”
Discussion about this post