JAKARTA, KabarSDGs — Hasil mutasi dari varian B117 yang diberi nama E848K terjadi pada protein spike — mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brazil. Dari hasil penelitian menyebutkan varian ini lebih cepat menular.
“Karena itu, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan, sebagai upaya mencegah penularan,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang diterima KabarSDGs, Jumat (2/4/2021).
Menurut dia, Pemerintah juga terus meningkatkan surveilans Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memetakan varian Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Selain itu, harus mempertahankan proses skrining pada saat warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) yang masuk dari luar negeri masuk ke Indonesia.
Wiku mengatakan, pemerintah juga memastikan ketersediaan reagen demi tercapainya angka testing sesuai standar dunia. Dalam memaksimalkan ketersediaannya, pemerintah berusaha menggunakan reagen baik hasil produksi dalam negeri dan dari produksi luar negeri.
Dari data per Maret 2021, stok reagen yang terdata di Satgas Penanganan Covid-19 melebihi 800 ribu. Jumlah yang terdata di Satgas ini diluar pendataan yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan yang tersebar di berbagai daerah.
Diproduksi Tahun 2022
Sejalan dengan itu, kata Wiku, pemerintah juga berupaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap vaksin yang didatangkan dari luar negeri. Karena itu, sesuai komitmen Pemerintah memastikan program vaksinasi nasional berjalan sesuai rencana agar masyarakat terlindungi dari paparan virus Covid-19.
Dia menegaskan, pengembangan Vaksin Merah Putih diharapkan menjadi jawaban akan ketersedian vaksin produksi sendiri. Indonesia belajar dari perkembangan program vaksinasi di India, yang melakukan embargo terhadap vaksin AstraZeneca akibat lonjakan kasus Covid-19. Meski demikian, masyarakat diminta tidak khawatir karena hingga saat ini jumlah vaksin mencukupi.
“Pada prinsipnya, embargo vaksin AstraZeneca ini semakin menegaskan pentingnya kemandirian bangsa dalam memproduksi vaksin untuk mengurangi ketergantungan terhadap vaksin yang berasal dari luar Indonesia,” jelas Wiku.
Ia menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki berbagai alternatif platform dalam mengembangkan vaksin Covid-19 secara mandiri.
“Indonesia memiliki keleluasaan untuk memilih platform yang tepat dan sesuai untuk mengurangi kebutuhan terhadap vaksin impor, yang kedepannya secara bertahap dapat dikurangi,” jelasnya.
Discussion about this post