JAKARTA, KabarSDGs — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut hingga tujuh hari ke depan secara umum masih berpotensi tinggi terjadi pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.
“Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL /Occasional) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di semua wilayah Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua,” jelas Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison, di Jakarta, Senin (1/2/2021).
Untuk itu, kata dia, BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan.
Menurut Edison, untuk mempercepat dan memperluas layanan informasi cuaca penerbangan, sejak 2018 BMKG menyampaikan update informasi prakiraan cuaca di seluruh bandara melalui aplikasi mobile phone Info BMKG, juga melalui layar-layar display cuaca di seluruh bandara, pelabuhan dan display cuaca publik untuk beberapa lokasi strategis.
“Informasi dalam aplikasi Info BMKG tersebut meliputi informasi cuaca setiap jam hingga prediksi kondisi cuaca untuk empat jam ke depan, sedangkan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca untuk area maupun rute penerbangan seperti SIGWX (Significant weather Chart) dan SIGMET (Significant Meteorological Information) dapat diakses dalam laman aviation.bmkg.go.id,” ujar dia.
Edison mengatakan, seluruh Informasi cuaca baik prediksi dan peringatan dini cuaca ekstrem, prediksi gelombang tinggi dan prakiraan/prediksi cuaca untuk penerbangan disampaikan dan diupdate rutin melalui aplikasi mobile phone InfoBMKG.
“Kami menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dia berharap, masyarakat tetap selalu memonitor informasi cuaca dari BMKG (Cuaca publik, Cuaca penerbangan dan Cuaca Maritim) melalui kanal-kanal yang tersedia, baik melalui call centre 196, website www.bmkg.go.id, sosial media @infoBMKG di instagram dan YouTube, serta pada aplikasi Smart Phone infoBMKG yang dapat diinstal dari Play Store atau Apple Store.
Disamping itu, katanya, BMKG juga menghimbau masyarakat agar lebih mengenali lingkungan dan potensi risiko bencana di lingkungan tempat tingalnya, karena salah satu upaya mitigasi sesungguhnya adalah dengan memahami cuaca dan tingkat risiko di lingkungan tempat kita tinggal, agar dapat menghindari atau mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang dapat datang sewaktu-waktu.
“BMKG selalu melakukan koordinasi secara Pentahelix dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, media massa dan dunia usaha terkait bencana hidrometeorologi melalui update informasi cuaca, potensi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah bencana,” jelasnya.
Discussion about this post