JAKARTA – Kondisi keterisian rumah sakit di berbagai daerah saat ini sudah mencapai 80 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat. Langkah strategis untuk antisipasi perlu segera dilakukan agar korban jiwa akibat Covid-19 tidak bertambah. Terlebih saat ini Indonesia segera memasuki masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
“Pemerintah daerah diminta segera melakukan koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 pusat dan Kementerian Kesehatan, apabila kapasitas (keterisian) rumah sakit terus mengalami peningkatan. Agar dapat segera diambil langkah-langkah strategis seperti pendirian rumah sakit darurat,” tegas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan resmi yag diterima KabarSDGs, Rabu (23/12/2020).
Wiku menjelaskan jumlah kasus aktif di Indonesia sudah menembus angka diatas 100 ribu kasus. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan, hal ini menandakan bukan hanya terjadi penularan, melainkan juga terjadi peningkatan penularan Covid-19.
“Saya tekankan, jumlah kasus aktif yang sudah menembus diatas 100 ribu ini, harus menjadi alarm bagi kita semua. Para pimpinan di daerah segera evaluasi penanganan Covid-19 di fasilitas kesehatan,” tegas Wiku.
Pemerintah daerah juga diminta memastikan treatment atau perawatan pasien Covid-19 sesuai dengan standar. Langkah terbaik harus dilakukan untuk memastikan para pasien dapat segera sembuh dan semaksimal mungkin hindari jatuhnya korban jiwa. Apabila terdapat permasalahan, segera koordinasi pusat agar cepat dicarikan jalan keluarnya.
Untuk itu, saat ini langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat ialah dengan menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Hal ini agar terhindar dari tertular Covid-19. “Mulailah dari diri sendiri, dan sebarkan kepatuhan ini kepada orang-orang terdekat,” pesan Wiku.
Menurut dia, hingga 22 Desember 2020, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 6.374 kasus. Sebanyak 105.146 atau 15,5 % dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,55%. Jumlah kasus sembuh sebanyak 555.722 atau 81,5% dibandingkan rata-rata dunia 70,24%. Untuk jumlah pasien meninggal 20.257 kasus atau 32,9% dibandingkan rata-rata dunia 2,19%.
Yang perlu menjadi perhatian, menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito ialah kasus aktif, yang jumlahnya saat ini sudah menembus lebih dari 100 ribu.
“Hal ini menunjukkan tren peningkatan kasus aktif cepat terjadi. Ini adalah hal yang tidak dapat ditoleransi,” katanya.
Dari grafik data, kenaikan kasus aktif di Indonesia menunjukkan tren yang memburuk. Dan sudah menembus lebih dari 100 ribu dalam waktu satu bulan, yaitu dari bulan November ke Desember 2020. Jika Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kenaikan kasus aktif dari kisaran 10 ribu hingga ke 30 ribu membutuhkan waktu 3 bulan (Mei – Juli). Selanjutnya, hanya dibutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai 60 ribu dari yang sebelumnya 30 ribu.
Yang sangat disayangkan lagi, lanjut Wiku, terdapat penurunan kedisiplinan protokol kesehatan mendampingi grafik kenaikan kasus aktif ini.
“Grafik kasus ini bukan hanya sekedar angka, namun merefleksikan jumlah nyawa manusia. Naik atau turunnya grafik ini ada di tangan kita semua. Setiap kenaikan grafik ini berpotensi menimbulkan kematian,” katanya.
Disamping itu, pada perkembangan tren kasus positif mingguan, terdapat peningkatan kasus sebesar 12,1% dibandingkan minggu sebelumnya.
Pekan ini, kasus positif didominasi 5 provinsi penyumbang tertinggi kenaikan kasus. Diantaranya pertama, DKI Jakarta (8.538 -> 10.611), Sulawesi Selatan naik 933 (1.631 -> 2.564), Jawa Barat naik 801 (6.937 -> 7.738), Jawa Timur naik 442 (4.910 -> 5.352) dan Kalimantan Timur naik 390 (1.337 -> 1.727).
“Mayoritas kelima provinsi ini, provinsi yang sama dengan provinsi penyumbang kasus tertinggi pekan lalu,” tegas Wiku.
Sementara perkembangan kasus kematian mingguan, terdapat tren peningkatan sebesar 3,0%. Ada 5 provinsi kenaikan kematian tertinggi dimulai dari Jawa Tengah naik 35 (173 -> 208), Jawa Timur naik 35 (296 -> 331), DKI Jakarta naik 21 (118 -> 139), Sumatera Barat naik 17 (13 -> 30) dan Lampung naik 10 (25 -> 35). Sementara daerah dengan persentase kematian tertinggi berada di Jawa Timur 6,92%, Sumatera Selatan 5,29%, Nusa Tenggara Barat 5,14%, Lampung 4,50% dan Aceh 4,14%.
Discussion about this post