JAKARTA, KabarSDGs – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), selaku koordinator pelaksana Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, terus melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai pihak untuk bersama-sama menerapkan SDGs agar tercapai di tahun 2030. Salah satunya dengan melibatkan Tanoto Foundation dan United Nations Development Programme (UNDP) dengan membentuk SDG Academy Indonesia yang diluncurkan pada 8 Oktober 2019.
“SDG Academy ini merupakan salah satu upaya bersama antara Bappenas, Tanoto Foundation, dan UNDP untuk mengedukasi sumber daya manusia yang siap untuk menjalankan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Kepala Sekretariat Nasional SDGs Amalia Adininggar Widyasanti dalam satu diskusi, baru-baru ini.
Menurut Amalia, kolaborasi seluruh pihak dibutuhkan untuk memperkuat komitmen serta usaha menjalankan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. “Apalagi, dalam masa Pandemi covid-19 ini, pembangunan berkelanjutan kembali menghadapi tantangan dalam pelaksanaannya,” katanya.
Situasi mendatang yang sering disebut tatanan hidup, lanjut Amalia, sangat membutuhkan peran SDGs untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik. “SDGs dijalankan dengan prinsip universal dan inklusif. Ini yang menjadikannya dapat sebagai platform yang kokoh untuk menyediakan kolaborasi dalam pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Pandemi covid-19, kata dia, membuat banyak orang sadar pentingnya menyeimbangkan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan. “Pandemi ini dapat menjadi momentum yang tepat bagi kita semua untuk mendesain ulang pembangunan Indonesia yang memberikan aspek seimbang dalam sektor sosial, ekonomi, dan lingkungan,” kata dia.
Selain itu, pembangunan rendah karbon sangat penting untuk dilaksanakan guna menghindari terjadinya kondisi kerentanan serta meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi perubahan iklim maupun tantangan di masa mendatang. Melalui strategi pembangunan rendah karbon ini, Indonesia pun berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 27,3 persen.
Berdasarkan situs https://www.tanotofoundation.org ada tujuh kelompok yang eligible yang dapat mengikuti SDG Academy yaitu pegawai pemerintah pusat, pegawai pemerintah daerah, pegawai swasta, lembaga filantropi, organisasi masyarakat sipil, organisasi media, dan akademisi.
SDG Academy Indonesia memberikan kesempatan belajar melalui kelas atau tatap muka dengan diikuti sesi pembelajaran online melalui perangkat mobile. Program ini akan diisi oleh para ahli yang berpengalaman dalam isu-isu spesifik terkait SDGs dan masalah tata kelola dan kebijakan. Selain itu, rencananya akan hadir juga para pembicara dari negara-negara lain yang akan membahas topik sesuai dengan keahlian mereka.
Ada tiga program dalam SDG Academy Indonesia yaitu SDGs Certification Program, Mobile Learning Program, dan Study Abroad Program yang meliputi bidang tata kelola dan kebijakan, solusi inovatif, serta pemantauan dan pelaporan. P. NITYAKANTI
Discussion about this post