SURABAYA, KabarSDGs – Yuwan terlihat bersiap menyantap es krim pesanannya. Dia tak ingin es krimnya segera mencair karena terlalu lama digunakan untuk mengambil foto. Ya, sudah tidak aneh lagi bagi masyarakat Indonesia yang memotret makanan atau minuman terlebih dulu sebelum menyantapnya. Biasanya, mereka mengambil foto untuk segera diunggah ke media sosial.
“Segar,” kata Yuwan setelah memasukan satu sendok Noodle Ice Cream ke dalam mulutnya. Es krim vanila dengan bentuk pasta spagethi bergelombang itu langsung lumer di lidahnya. Yuwan memilih es krimya hanya dengan taburan saus cokelat tanpa toping kacang yang semestinya membuat es krim itu tambah gurih. Meski begitu, dia pun tetap merasa es krim yang disantapnya nikmat. “Enak, sepertinya ada yang beda dengan es krimnya,” kata dia.
Yuwan mengaku sudah beberapa kali ke Graha Es Krim Zangrandi yang terletak di Jalan Yos Sudarso No 15, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Biasanya, dia mengajak teman atau tamunya yang berasal dari luar kota. Es krim yang biasanya dia pilih yaitu Banana Split, paduan es krim cokelat crush dengan kesegaran stroberi-kopyor yang disajikan dengan buah pisang.
Es krim Zangrandi memang cukup terkenal di Surabaya. Bisa dibilang, es krim ini merupakan pelopor karena didirikan pada tahun 1930, sebelum Indonesia merdeka. Menjadi salah satu obyek wisata kuliner di Surabaya, es krim ini dibuat menggunakan resep Nyonya Roberto Zangrandi atau dikenal dengan Mevrouw Zangrandi yang berasal dari Italia.
Dengan resep istrinya itu lah, kemudian Roberto Zangardi mendirikan restoran es krim dengan nama R. Zangrandi- Ice Cream Zangrandi-Tutti Frutti. Terdapat tiga pilihan menu yaitu Tutti Frutti, Macedonia, dan es krim Soda. Sementara untuk pilihan rasa terdapat vanila, cokelat, stroberi, dan moka.
Di tahun 1960, Roberto Zangrandi dan keluarga memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Restoran dan resepnya kemudian dijual kepada pengusaha wine Adi Tanumulia. “Ini sudah generasi ke-3 dari Adi Tanumulia,” kata Public Relation Officer Hanifah Siswanti saat ditemui KabarSDGs, belum lama ini.
Melalui “tangan” Adi Tanumulia kemudian terdapat ragam varian rasa yang dapat dinikmati hingga saat ini di bangunan yang diresmikan sebagai Cagar Budaya pada 2017 itu. Raspberry, chocolate crush, coconut, lychee, rum raisin, mocha chocho flake merupakan tambahan varian rasanya. Sementara dari menu beragam, membuat setiap saat ke sana akan memilih menu yang berbeda agar tak ketinggalan rasanya.
Di Graha Es Krim Zangrandi, menu favorit hingga saat ini yaitu Es Krim Tutti Frutti. Tidak seperti bentuk es krim lainnya yang terlihat cantik, Tutti Frutti seperti potongan kue. Membuat siapa pun yang melihatnya untuk pertama kali merasa es krim itu kurang menarik. Tapi ternyata, soal rasa, Tutti Frutti memang tidak ada duanya.
“Enak, seperti ada rasa buahnya,” kata Tika yang tidak menyangka pilihan temannya lebih enak dibandingkan pilihan es krimnya. Dengan suasana ruangan yang klasik, Tutti frutti juga dapat membawa kita membayangkan ke era zaman kolonial dulu. Di mana es krim ini sudah dijajakan dan dinikmati dari zaman Belanda.
Diakui Hanifah, kunci dari es krimnya yang enak yaitu penggunaan krim kocok atau slagroom yang terbuat dari putih telur yang difermentasi. Namun, tidak semua es krim menggunakan rum dan slagroom. Selain itu, es krim juga tidak menggunakan bahan pengawet sehingga terasa beda dan mudah meleleh.
Selama pandemi, Graha Es Krim Zangrandi buka dari Pukul 10.00 hingga 21.00 WIB, sebelumnya dari pukul 10.00 hingga 22.00, dan 23.00 jika akhir pekan. Saat ini, pengunjung dan karyawan Zangrandi juga harus mengikuti kebiasaan baru yaitu mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki restoran, menggunakan masker, dan duduk berjarak. Begitu pun karyawan diwajibkan menggunakan alat pelindung diri dan area kasir juga diberi sekat pelindung.
Hanifah berharap, Zangrandi ke depan bisa terus berkespansi, berkembang menjadi lebih besar. Saat ini, selain di Jalan Yos Sudarso, Zangrandi dapat ditemui di Pasar Atum Mall, Surabaya. Harga es krim dibanderol dari sekitar 30 an ribu rupiah hingga 69 ribu rupiah.
Discussion about this post