JAKARTA, KabarSDGs – Kasus Covid-19 di Tanah Air hingga saat ini masih tinggi. Keterbatasan bahasa dalam kampanye protokol kesehatan (Prokes) dinilai salah satu faktor penyebab rendahnya kewaspadaan masyarakat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid-19, meluncurkan buku ‘Pedoman Perubahan Perilaku’ dalam 77 Bahasa Daerah yang mewakili 34 provinsi di Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, konten kampanye pencegahan Covid-19 sangat penting bagi keselamatan masyarakat sehingga penerjemahan pesan protokol kesehatan ke dalam berbagai bahasa daerah sudah sangat tepat.
“Apalagi bahasa daerah sebagai bahasa ibu — sarana yang dapat mendekatkan pesan-pesan ini lebih emosional kepada penuturnya,” kata Nadiem lewat video konferensi pers, Selasa (1/12/2020).
Nadiem juga mengatakan, penerjemahan pedoman perubahan perilaku ini salah satu upaya peningkatan kampanye tentang bahaya Covid-19 oleh pemerintah.
“Karena bahasa yang terlalu tinggi atau rumit, tantangan komunikasi dan sosialisasi publik ini harus cepat diatasi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, lewat terjemahan ini, masyarakat di daerah bisa sejalan pemikirannya dengan pemerintah pusat dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Apalagi, kata dia, setiap masyarakat di daerah memiliki kebiasaan dan perilaku yang berbeda dengan provinsi lainnya, sehingga pendekatan ini akan lebih efektif.
“Dengan penerjemahan pedoman ini ke dalam bahasa daerah, penanggulangan dan penanganan Covid-19 bisa lebih cepat dan mudah,” ujarnya. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post