BALI, KabarSDGs – Suara teriakan menggema di udara. Berpadu dengan suara mesin speedboat dan desiran air laut. Tak hanya terdengar dari satu orang, teriakan itu berasal dari dua orang yang sedang “terbang” bersama di udara.
Aaaarghhh…… yuhuuu….
Teriakan itu terdengar seperti sebuah keseruan. Sekitar lima sampai enam menit mereka berada di ketinggian 6-10 meter di atas laut. Berkeliling beberapa putaran menggunakan parasut di speedboat, mengamati keindahan Tanjung Benoa, Bali, dari atas udara.
“Ini pertama kali saya terbang tanpa harus menaiki pesawat,” kata Zsazya Senorita sesampainya dia di “darat”. Perempuan asal Jakarta itu baru saja mencoba salah satu aktivitas water sports paling favorit yaitu wahana Tandem Parasailing. Aktivitas yang hanya dapat di temui di Tanjung Benoa, Bali.
Zsazya mengaku kakinya sempat gemetaran, di saat kapal speedboat mulai melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Tapi segera terobati dengan indahnya pemandangan yang dia lihat dari atas laut. “Saya tidak akan kapok,” katanya antusias.

Berbeda dengan Single Parasailing yang sangat tergantung dengan arah angin, sehingga jika arah angin tidak mengarah ke barat dan kekuatan hembusan angin tidak tetap, operator penyedia parasailing akan membatalkan aktivitas. Tandem Parasailing tidak tergantung dengan arah angin dan pasang surut air laut.
Peserta aktivitas Tandem Parasailing akan mulai terbang dari atas perahu speedboat dan mendarat juga di perahu speedboat. Jenis speedboat pun berbeda, karena menggunakan ukuran dan mesin yang lebih besar dibandingkan Single Parasailing. Sehingga, penggunaan payung parasut yang lebih besar pun memungkinkan untuk digunakan dua orang sekaligus.
Karena menggunakan speedboat yang menarik payung parasut parasailing, tidak diperlukan keahlian sebagai penerjun payung profesional jika ingin merasakan sensasi “terbang” di udara dengan parasailing. Pemandu akan memberikan arahan dimulai dari pengenalan alat-alat permainan parasailing yang digunakan, posisi berdiri sebelum terbang, posisi di udara, dan teknik mendarat. Gunakan pakaian sederhana dan pelembab agar kulit terlindungi dari sengatan matahari.

Operator penyedia wahana Tandem Parasailing banyak ditemui di sekitar Pantai Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung. Salah satunya BMR Dive dan Water Sport. Marketing BMR Dive dan Water Sport Wayan Sara mengatakan kepada KabarSDGs, wisatawan domestik cukup merogoh kocek Rp 390 ribu untuk menikmati sensasi “terbang” bersama di udara itu. Sementara, untuk wisatawan mancanegara dikenakan biaya Rp 650 ribu.
“Harga tiket sudah termasuk asuransi, baik untuk wisatawan domestik dan mancanegara,” kata Wayan.
Tidak ada persyaratan khusus untuk dapat menikmati Tandem Parasailing. Namun, karena Pandemi Covid-19, setiap wisatawan diharuskan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, serta memiliki suhu tubuh normal antara 36,5 – 37 derajat Celsius.
Berkunjung ke Bali, memang selalu menyisakan kenangan manis. Pulau kecil nan cantik ini, begitu banyak menawarkan aktivitas wisata yang menyenangkan.
Selain berwisata budaya dan alam, seperti mengunjungi Pura Besakih di Karangasem, atau menyaksikan keindahan Pantai Kelingking di Nusa Penida, aktivitas water sport yang bakal meningkatkan adrenalin yaitu parasailing juga bisa menjadi pilihan. Tentunya, semua itu memberikan sensasi kenangan yang tak akan mudah dilupakan. (YAUMAL HUTASUHUT)
Discussion about this post