JAKARTA, KabarSDGs — Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Asosiasi Aren Indonesia (AAI) merumuskan langkah strategis untuk membangkitkan tanaman aren supaya lebih berkualitas dan dapat dijajarkan dengan komoditi perkebunan lainnya.
“Saat ini budidaya aren di dalam negeri sudah sangat mengkhawatirkan. Padahal, tamaman tersebut memiliki nilai tambah untuk petani yang tidak memiliki lahan besar,” jelas Ketua AAI Djoko Widardjo saat menemui Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Kantor Kementan, Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Berdasarkan penelitian dan pengembangan Balitbangtan Kementan, tanaman aren termasuk jenis tanaman palma yang serbaguna dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini juga dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela dan reboisasi untuk konservasi lahan, tanpa menimbulkan persaingan dengan tanaman pangan lainnya.
Di samping itu, produk tanaman aren memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi membuka peluang ekspor besar jika diproduksi secara serius.
“Alhamdulillah, pak Mentan (Syahrul Yasin Limpo) sudah memberi arahan dan siap merumuskan program-program kedepannya supaya aren kita bisa bangkit dan berkembang,” ujar Djoko.
Menurut Djoko, permintaan ekspor dari produksi tanaman aren sangat besar dan cukup diminati berbagai negara di dunia. Diantaranya, Korea Selatan dan China. Meski begitu, kebutuhan ekspor belum bisa terpenuhi karena terbatasnya produktivitas.
“Untuk itu, kami akan koordinasi dengan Dirjen Perkebunan bagaimana masalah ini bisa teratasi. Sebab, untuk ekspor perlu standarisasi dan sertifikasi yang dibutuhkan,” jelasnya.
Seperti diketahui, tanaman aren memiliki fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi agribisnis produk pangan dan nonpangan, serta keperluan konsumen dalam negeri dan ekspor.
Hasil dari olahan nira menjadi gula aren (palm sugar) dapat dijadikan bahan makanan dan minuman yang sehat. Selain itu, tanaman aren juga berfungsi sebagai konsevasi hutan dan lahan yang dapat digunakan untuk pengendalian tata air tanah dan mencegah terjadinya erosi.
“Saya yakin dengan kapasitas dan kemampuan pak Syahrul sebagai Menteri Pertanian dapat menjadikan pertanian andalan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Mengkhawatirkan
Asosiasi Aren Indonesia (AAI) menyebut budidaya aren di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Padahal jenis tumbuhan ini memiliki banyak manfaat dan jika dikembangkan berpotensi menjadi peluang ekonomi baru.
“Saat ini budidaya aren di dalam negeri sudah sangat mengkhawatirkan. Padahal, tanaman ini memiliki nilai tambah untuk para petani yang tidak memiliki lahan besar,” kata Djoko Widardjo.
“Untuk itu, kami akan koordinasi dengan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, bagaimana masalah ini bisa teratasi. Karena untuk ekspor perlu standarisasi dan sertifikasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, tanaman aren memiliki fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi agribisnis produk pangan dan non pangan, serta untuk keperluan konsumen dalam negeri dan ekspor. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post