JAKARTA, KabarSDGs -– Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari setelah wilayahnya diterjang banjir, terhitung sejak 14 hingga 27 September 2020.
Banjir yang merendam 11 Kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sejak Minggu (13/9) telah berangsur surut dan kini tinggal tiga kecamatan yang masih terdampak. Hal itu sebagaimana yang dilaporkan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari ini Minggu (20/9) dari lokasi kejadian.
Adapun tiga kecamatan yang masih terdampak banjir adalah Kecamatan Suhaid dengan Tinggi Muka Air (TMA) 10-40 sentimeter, Kecamatan Embaloh Hilir dengan TMA 40-100 sentimeter dan Kecamatan Bunud Hilir dengan TMA 60-100 sentimeter.
Sedangkan sebanyak 11 kecamatan yang sebelumnya terdampak banjir akibat luapan sungai Kapuas itu meliputi Kecamatan Putussibau Utara, Kecamatan Putussibau Selatan, Kecamatan Bika, Kecamatan Kalis, Kecamatan Embaloh Hilir, Kecamatan Bunut Hilir, Kecamatan Jongkong, Kecamatan Selimabu, Kecamatan Suhaid, Kecamatan Semitau dan Kecamatan Silat Hilir.
Sementara itu, jumlah keseluruhan korban jiwa yang terdampak akibat bencana tersebut tercatat ada sebanyak 27.788 KK atau 98.649 jiwa. Sedangkan kerugian materiil ada 13.091 unit rumah yang terendam banjir dengan TMA 40-300 sentimeter.
“Menyikapi kondisi warga terdampak pada Sabtu (19/9), pemerintah daerah (pemda) setempat telah melakukan kaji cepat di lapangan. Selama tujuh hari ke depan, beberapa kebutuhan yang diperlukan warga terdampak mencakup kebutuhan dasar, khususnya pangan,” jelas Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, di Jakarta, Minggu (20/9/2020).
Menurut dia, Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB di lapangan memonitor kebutuhan mendesak lainnya suplai air bersih. Sampai saat ini, suplai air dari PDAM di Kapuas Hulu belum mengalir dan masih dalam proses perbaikan.
Tim TRC melaporkan bantuan logistik permakanan baik dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan dunia usaha akan segera disalurkan kepada warga terdampak.
Pantauan di lapangan, katanya, sebagian masyarakat yang terdampak mengungsi ke tempat keluarga atau pun ke tempat rumah ibadah yang lokasinya lebih tinggi. Sedangkan sebagian lain, mereka yang tinggal di ibukota kabupaten sudah Kembali ke tempat masing-masing. Kondisi secara umum pascabanjir sudah kembali pulih.
Sementara ini, lokasi terdampak banjir teridentifikasi di 11 kecamatan. Kesebelas kecamatan tersebut yakni Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Bika, Kalis, Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Jongkong, Selimabu, Suhaid, Semitau dan Silat Hilir.
Tidak ada korban jiwa
Dilaporkan sebelumnya, banjir dipicu salah satunya intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kalimantan Barat pada Minggu lalu (13/9).
“Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hari ini (20/9) dan esok hari (21/9) wilayah Kalimantan Barat masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat. Hujan lebat tersebut dapat disertai kilat dan angin kencang,” jelas Raditya.
BMKG mencatat Tercatat prakiraan pada 21 September 2020, wilayah provinsi dengan potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yakni Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Sedangkan pada hari ini (20/9), katanya, BMKG memprakirakan wilayah dengan potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yakni Aceh, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.
“Masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana banjir, tanah longsor maupan angin kencang di wilayah dengan potensi hujan dengan intensitas tinggi. Identifikasi kondisi wilayah Anda dari potensi bahaya tersebut,” ujar Raditya.
Discussion about this post