MANGGARAI BARAT, KabarSDGs — Labuan Bajo sejauh ini telah menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Wayan Darmawan belum lama ini.
“Kekuatan pariwisata di NTT hanya ada dua hub yaitu Labuan Bajo dan Kupang. Artinya, jika kedua kota tersebut mampu disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka bukan hanya wisnus namun juga wisman akan kembali percaya dan siap mengunjungi NTT,” kata dia.
Menurutnya, semua pihak perlu membangun komitmen kebersihan yang lebih baik, lebih dari biasanya. “Kebersihan saat ini menjadi tantangan dan momentum bangkitnya pariwisata. Selain itu kita juga butuh langkah-langkah progresif dan radikal untuk menjadikan sampah sebagai musuh utama,” katanya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan, penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) harus dilaksanakan dengan benar dan disiplin sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Khususnya bagi para pelaku usaha maupun konsumen di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kesiapan destinasi dan para pelaku parekraf jadi hal yang penting bagi destinasi dan pelaku parekraf. Kita harus berpikir bagaimana kita bisa rebound. Saat ini pola kunjungan wisatawan sudah berubah tidak hanya melihat keindahan dan lokasi hotel hingga destinasi saja, namun juga memperhatikan keamanan dan kesehatan,” ujarnya.
Staf Khusus Menparekraf Bidang Keamanan Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta menuturkan, dibukanya kembali sektor wisata harus ada hal-hal yang dipersiapkan. Satu diantaranya melalui program keamanan dan keselamatan wisatawan.
“Kita semua bekerja sama membangun persepsi wisatawan jika Labuan Bajo itu aman dan nyaman. Untuk itu protokol keselamatan dan keamanan serta protokol kesehatan tidak bisa ditawar dan yang penting sekarang adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan publik,” ujarnya.
Saat ini pihaknya tengah mempersiapkan untuk menghadirkan pos terpadu di destinasi untuk melaksanakan protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan sekaligus menghadapi situasi darurat secara bersama. “Sehingga diharapkan kesehatan, keselamatan, dan keamanan wisatawan dapat terjaga,” kata Adi Deriyan.
Direktur Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi mengatakan, protokol kesehatan perlu diterapkan dan dipatuhi dengan baik dan benar untuk meningkatkan kepercayaan dan daya tarik wisatawan untuk datang ke destinasi wisata.
“Yang penting sekarang adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan publik. Kita harus menjaga kesehatan dan kebersihan agar COVID-19 segera berakhir dan sektor parekraf kembali bangkit,” ujarnya.
Discussion about this post