JAKARTA, KabarSDGs — Mengawali kebiasaan yang sebelumnya belum ada memang terasa sulit. Apalagi yang menggerakan banyak orang atau massal. Selain memerlukan kesadaran masing-masing individual, tapi juga diperlukan kebijakan pemerintah.
Di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia gandrung masyarakat menggunakan sepeda selain untuk olahraga, tapi juga sebagian digunakan sebagai alat transportasi saat bekerja. Meski belum banyak diakomodir pemerintah, termasuk sarana dan fasilitas yang disediakan, tapi setidaknya sudah mulai ada respon positif. Setidaknya, di Jakarta yang beberapa waktu lalu Pemprov DKI Jakarta memberikan jalur khusus untuk pesepeda disejumlah jalan protokol.
“Di Belgia misalnya, gandrung masyarakat bersepeda dimulai kurang lebih sejak 20 tahun. Ada gerakan dari masyarakat. Memang kesadaran dari masyarakat sendiri. Mereka sadar terlalu banyak mobil, terutama mobil yang diberikan perusahaan kepada pegawainya,” jelas Bike Lovers Agnesya Nolens saat diskusi virtual bertema ‘Belajar dari Belgia Gowes Asyik Dapat Duit’, yang digelar Kabar SDGs.com, Sabtu (15/8/2020).
Kesadaran masyarakat Belgia, kata Agnesya, karena saat itu sudah banyak mobil di jalan, banyak kemacetan, polusi yang buruk, sehingga mereka sadar dan berpikir harus melakukan sesuatu.
“Akhirnya, mereka bersama-sama dengan beberapa organisasi sepeda mulai melakukan ‘Gerakan Ayo Kita Bersepeda’ dan ironisnya mereka bersatu dengan para (pengguna) motor dan mobil di jalan raya. Saat itu, 20 tahun lalu, belum ada yang namanya jalan atau ruas jalan untuk pesepeda,” ucap Agnesya, asal Indonesia yang tinggal puluhan tahun di Belgia.
Mereka mengatakan, katanya, kalau tidak menyuarakan tentang sepeda ini, kita tidak akan pernah dipikirkan pemerintah. “Ketika itu saya pikir tidak akan gampang. Mungkin 20 tahun lalu itu kurang lebih seperti Indonesia saat ini. Yang ibarat kata mau bersepeda saja susah banget dapat jatah jalannya”.
Seiring dengan waktu, pemerintah akhirnya juga berpikir banyak banget, satu tahun sejak itu banyak pengguna sepeda. Kebetulan di jalan-jalan, seperti di Jakarta, ada bilboard untuk melihat kadar polusi.
Agnesya menyatakan, Pemerintah Belgia berpikir ternyata kadar polusi kita berkurang, terutama di kota-kota besar. Akhirnya mereka terus melakukan gerakan, dan juga pemerintah juga akhirnya sedikit demi sedikit memberi jalan, memotong jalan raya yang seharusnya untuk mobil tadinya.
“Mereka memotong dua hingga empat meter untuk pesepeda sendiri. Itu awal muda adanya gerakan yuk kita harus bersepeda ke mana pun dan kapan pun,” ujar Agnesya berbagi pengalaman gerakan bersepeda di Belgia.
Dikatakannya, saat ini ruas-ruas jalan bukan hanya aman untuk orang dewasa. Bahkan anak-anak bisa bersepeda, misalnya setiap hari ke sekolah bersepeda. Dia hanya tinggal mengikuti ruas-ruas jalan sampai terbiasa.
“Tidak perlu takut ditabrak mobil. Meski begitu, harus didampingi orangtua hingga usia 15 tahun sampai mereka bisa bersepeda sendiri,” ucap Agnesya.
Pemerintah Belgia, jelasnya, tidak hanya memberikan fasiltias jalan, tapi juga tempat parkir. Akhirnya (masyarakat) jadi berpikir, dari pada pusing-pusing cari mobil di kota, mending saya naik sepeda. Ada di mana pun dan aman.
“Selain itu, Pemerintah Belgia yang pertama diutamakan adalah pejalan kaki. Kedua pesepeda. Ketiga pengguna mobil dan motor. Pemerintah Belgia berusaha agar pesepeda mendapatkan kenyamanan luar biasa ketika menggunakan ruas jalan bersama dengan pengemudi mobil yang lain,” katanya.
Jadi seperti mereka sadari, dengan dekatnya Belgia dengan negara-negara lain, ternyata setelah 10 tahun terakhir, Belgia menjadi salah satu negara yang banyak dikunjungi oleh pesepeda turis.
Akhirnya, agnesya menceritakan, pemerintah menciptakan spot untuk para pesepeda. Tidak hanya menikmati mengunjungi Belgia untuk bersepeda. Mereka juga bisa menikmati alam. Tidak hanya untuk turis saja.
Insentif Pemerintah
Semakin banyaknya pengguna sepeda dalam 10 tahun terakhir juga membuat pemerintah memutuskan memberikan insentif kepada orang yang bersepeda dari rumah ke kantornya. Itu diberikan sekitar 23 sen per km. Pada akhir tahun diberikan sebagai bonus.
“Jadi orang berpikir, saya naik sepeda bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga bisa dibayar. Bahkan, tujuh tahun lalu pemerintah juga mencanangkan program, untuk setiap perusahaan yang punya pegawai minimum 15 orang wajib men-support setiap pegawainya untuk bersepeda ke kantor,” ucapnya.
Bagaimana caranya setiap pegawai yang ingin ke kantor dengan sepeda, ingin membeli sepeda, jadi perusahaan ini harus memberikan tunjangan untuk membeli sepeda, minimum dengan membayarkan 30 persen dari harga membeli sepeda. Tidak hanya itu saja. Beberapa perusahaan besar akhirnya memberikan gratis sepeda
Akhirnya tren ini menjadi booming di Belgia. Sampai di beberapa kantor, mereka memberikan pilihan kamu punya sepeda dan kami akan bayarkan sepedamu. Atau kamu naik transport, kami juga membayarkan 100 persen.
Belakangan, katanya, semakin banyak organisasi sepeda di Belgia. Mereka berencana mendorong pemerintah dihapusnya parkir-parkir mobil di beberapa spot di Belgia, dan menggantikannya dengan parkir sepeda.
“Itu adalah purpose kita. Yang di mana pada akhirnya, di beberapa kota di Belgia itu akan benar-benar menjadi bersahabat untuk pejalan kaki. Nanti mobil dilarang masuk ke dalam kota,” kata Agnesya.
Mereka hanya boleh parkir di luar kota. Kemudian mereka bisa naik MRT di Brussels, kemudian sewa sepeda atau jalan kaki. Tujuannya untuk mengurangi pengguna mobil ke depannya.
“Tentunya musuh terbesar untuk program ini adalah asuransi. Karena mereka berpikir asuransi tidak laku, karena orang-orang sehat. Kemudian perusahaan mobil juga sudah mulai hengkang dari Belgia. Beberapa perusahaan mencari market baru, yang ibaratnya belum aware our health benar-benar penting,” ujarnya.
Asuransi juga mulai berpikir dibandingkan mengeluarkan untuk kesehatan, mereka mengeluarkan untuk sepeda. Jadi tidak perlu takut kalau sepeda hilang, pesepeda bisa langsung ganti. “Setahun pesepeda membayar 56 Euro.
Discussion about this post