JAKARTA, KabarSDGs – Gempa bumi berkekuatan M6.6 mengguncang Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Lebong, Seluma dan Kepahiang, pukul 05.23 WIB, Rabu (19/8/2020). Satu rumah warga rusak ringan di Kabupaten Lebong
“Gempa terjadi pada 160 km barat daya Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Gempa bumi berkedalaman 24 km dirasakan kuat beberapa detik oleh warga setempat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa tidak berpotensi tsunami berdasarkan hasil pemodelan,” jelas Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
Berselang sekitar enam menit dari kejadian pertama, gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,7. Gempa ini berlokasi 117 km arah barat daya Bengkulu. Gempa susulan ini berkedalaman 86 km.
Menurut Raditya, pascakejadian, Kepala Pelaksana Kota Bengkulu Selupati melaporkan belum ada laporan kerusakan dan tim reaksi cepat (TRC) telah berada di lapangan untuk memantau kondisi terkini dampak gempa di wilayahnya.
Sementara itu BPBD Kabupaten Seluma menginformasikan masyarakat sempat melakukan evakuasi namun sudah kembali ke rumah masing-masing. Laporan sementara menyebutkan tidak ada kerusakan di wilayah Seluma.
Warga Seluma merasakan guncangan yang sangat kuat saat gempa terjadi. BPBD setempat masih berkoordinasi dengan pihak desa, kecamatan serta instansi serta relawan. Demikian juga, BPBD Kabupaten Bengkulu Utara menginformasikan tidak ada laporan kerusakan di setiap kecamatan.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB terus memonitor perkembangan di lapangan. BMKG memonitor lima gempa susulan dengan magnitudo 3.4 sampai 4.9.
BMKG merilis guncangan dirasakan warga di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, Kepahiang dengan parameter IV MMI. Skala IV MMI atau Modified Mercally Intensity memberikan gambaran dampak gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sedangkan di Bengkulu selatan, Kaur, Curup, Lebong III MMI, atau skala guncangan yang memberikan gambaran getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu, serta Lubuk Linggau II-III MMI.
Hasil analisis berdasarkan jenis dan mekanisme gempa bumi, BMKG menyampaikan bahwa melihat lokasi epistenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa kedua gempabumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujar Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG melalui pesan digital pada Rabu (19/8).
Hasil pantauan InaRISK, Bengkulu berada pada risiko bahaya sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kabupaten memiliki tingkat risiko gempa dengan cakupan luas hingga 1,7 hektar. Tak hanya gempa, ancaman bahaya tsunami pada tingkat risiko bahaya sedang hingga tinggi pada 7 kabupaten. Ada sekitar 1,8 juta jiwa terpapar potensi bahaya gempa bumi di wilayah Bengkulu.
Discussion about this post