JAKARTA, KabarSDGs – PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung penuh penyelenggaraan pemusatan latihan nasional (pelatnas) desentralisasi atletik di Timika. Mereka menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) di Jakarta, Rabu (13/4).
“Saya mengapresiasi dukungan yang diberikan PTFI kepada PB PASI. Dukungan ini akan bermanfaat bagi pengembangan atlet atletik di Indonesia ke depannya,” ujar Ketua PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan dalam rilis yang diterima KabarSDGs, Rabu (13/4).
Pelatnas desentralisasi atletik digelar di Mimika Sports Complex (MSC). Stadion ini selesai dibangun PTFI pada 2017. Pembangunan MSC juga wujud kepedulian PTFI terhadap olahraga di Papua, khususnya cabang olahraga atletik.
MSC menjadi salah satu venue atletik pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, tahun lalu. Luhut menjelaskan, pelatnas di stadion ini diikuti atlet dan pelatih yang berasal dari Papua. Gagasan ini disambut baik manajemen PTFI.
Untuk tahap awal, pelatnas di Timika diikuti 19 atlet dan delapan pelatih. Mereka merupakan hasil seleksi Tim Pembinaan PB PASI selama penyelenggaraan PON XX. Salah satu pertimbangan pemilihan adalah prestasi yang diprediksi masuk lima besar SEA Games.
“Selain berlatih dan dievaluasi secara periodik, melalui program yang didesain PB PASI, para atlet mendapat kesempatan bertanding di luar negeri. Sebanyak 9 staf pendukung seperti dokter, masseur, dan psikolog juga dilibatkan dalam kegiatan ini,” kata Luhut.
Prestasi Atletik Papua Menurun
Luhut menyoroti prestasi atletik Papua yang menurun dalam tiga penyelenggaraan PON. Pada event 2021 misalnya, Papua hanya mengamankan satu medali emas di rumah sendiri. Padahal Papua merebut 10 medali emas pada PON 2004.
Papua juga selalu menjadi bagian utama kekuatan Tim Atletik Indonesia. Masyarakat tentu ingat sprinter Franklin Burumi yang menorehkan prestasi fenomenal pada nomor 100 meter dan estafet 4×100 meter dalam penyelenggaraan SEA Games 2011 Jakarta-Palembang.
Pelatnas desentralisasi di Timika akan dievaluasi bersama PB PASI dan PTFI setiap tahun hingga tiga tahun ke depan. Luhut optimistis program ini memberikan hasil positif bagi peningkatan prestasi atletik di Papua. Dia pun berharap pelatnas desentralisasi seperti di Timika bisa digelar di provinsi-provinsi lain.
“Sudah sepatutnya kita memberi perhatian besar pada atletik, karena atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga. Banyak talenta yang bisa dijaring bila kegiatan pembinaan dan kompetisi dilaksanakan lebih baik di provinsi-provinsi”, tuturnya.
Discussion about this post