YOGYAKARTA, KabarSDGs – Putri tertua Keraton Yogyakarta (Sri Sultan HB X), GKR Mangkubumi mengatakan, pengembangan Universitas Widya Mataram (UWM) menjadi prioritas utama. Dalam hal akademik, diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan harapan meningkatkan kontribusi dalam jurnal internasional.
Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Koordinasi dan Rapat Kerja untuk Penguatan dan Sinergisitas Kelembagaan UWM pada Senin (10/7) di Hotel Royal Darmo Malioboro. Rapat tersebut dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor (WR), Dekan, Wakil Dekan, Ketua Program Studi (Kaprodi), serta Kepala-Kepala Lembaga di lingkungan UWM.
GKR Mangkubumi mengungkapkan, fakultas dan program studi perlu dievaluasi dan dikembangkan.
“Fakultas atau Program Studi (Prodi) harus mengikuti perkembangan zaman. Jika ada sedikit mahasiswa yang mendaftar di program studi tersebut, maka perlu dilakukan inovasi,” tegasnya.
Menurut GKR Mangkubumi, Kampus UWM adalah perpanjangan dari Keraton Yogyakarta, oleh karena itu perlu mempertimbangkan ide-ide baru. Pemerintah telah mendirikan akademi komunitas yang merancang kurikulum dan sistem pendidikan untuk menghasilkan ahli-ahli seni yang bersertifikat, seperti master tari, master gamelan, dan empu pembuat keris.
“Pendirian sertifikasi di UWM perlu digalakkan. Jika hanya bekerja sama dengan Badan Sertifikasi Nasional, maka hanya akan memiliki sertifikat tanpa pendidikan formal,” kata perempuan yang menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ia menjelaskan, bidang seni budaya memiliki potensi besar, terutama dalam konservasi seni budaya tak berwujud maupun berwujud. Keraton selama ini telah bekerja sama dengan ahli konservasi lukisan dari Italia, oleh karena itu sebaiknya memiliki ahli konservasi sendiri.
“UWM memiliki potensi yang luar biasa dalam hal ini, diharapkan UWM memiliki fasilitas pembelajaran tentang kajian seni dan budaya, termasuk mempelajari aksara,” tambah GKR Mangkubumi.
Selanjutnya, Perempuan yang menjadi Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (Kwarda) DIY menunjukkan bahwa aksara juga menjadi perhatian tersendiri karena ada banyak hal yang dapat dipelajari tentang aksara. Studi tentang Aksara dapat mempelajari Aksara Bugis yang tertulis di daun lontar.
“Termasuk mempelajari Aksara Jawa yang selama ini hanya dimanfaatkan oleh Abdi Dalem Keraton. Hal ini menjadi peluang bagi UWM karena banyak permintaan akan ahli aksara,” jelasnya.
Ia menerangkan, saat ini banyak negara menggunakan Filosofi Budaya Jawa, termasuk menjadikan gamelan sebagai terapi penyembuhan.
“Banyak kampus di luar negeri yang memiliki gamelan. Jika UWM memiliki Fakultas/Prodi Budaya, maka dapat bekerja sama dengan kampus di luar negeri, misalnya University of California, Los Angeles (UCLA),” ungkap GKR Mangkubumi.
Menurutya, ini merupakan peluang besar bagi UWM untuk berkolaborasi dengan universitas lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Potensi lain yang dapat dikembangkan adalah bidang teknologi, misalnya dengan menerapkan aksara Jawa dalam pemanfaatan teknologi,” pungkas GKR Mangkubumi.
Discussion about this post