YOGYAKARTA, KabarSDGs – Saat ini kondisi sosial masyarakat Indonesia berubah cepat akibat pesatnya perkembangan teknologi digital. Oleh sebab itu, metode dalam melaksanakan program-program pengabdian kepada masyarakat, utamanya dalam pelaksanaan KKN juga harus menyesuaikan perkembangan di masyarakat agar program-program pengabdian masyarakat dapat berhasil baik.
Wakil Rektor 1 UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Iswandi Syahputra menjelaskan, masyarakat Indonesia saat ini sudah semakin berkembang.
“Banyak sekali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ataupun desa-desa wisata yang maju pesat dan dapat meraih omset milyaran rupiah, yang digerakkan oleh komunitas masyarakat atau karang taruna. Mereka mampu mengatur dan mempromosikan dengan baik, sehingga hasilnya juga dapat menyejahterakan masyarakat sekitar,” ujarnya dalam siaran pers di web resmi UIN Suka.
Dengan kondisi tersebut, menurutnya sudah tidak sesuai lagi jika program-program Pengabdian kepada Masyarakat dari perguruan tinggi masih menganut metode lama, yakni metode pendampingan. Maka perlu beralih kepada metode kemitraan berbasis pengembangan aset yang dimiliki masyarakat atau Asset Based Community Development (ABCD).
Dengan metode ABCD ini, diharapkan masyarakat tidak lagi ditempatkan sebagai objek atau subjek dari program yang akan di kembangkan perguruan tinggi, namun menjadi mitra kerja.
“Dengan metode ABCD masyarakat akan terpacu untuk melakukan banyak hal untuk mengembangan wilayahnya, perguruan tinggi juga akan memperoleh banyak hal yang bisa dipelajari dan dikerjakan,” jelas Prof Iswandi.
Prof. Iswandi memberikan contoh, di DIY ada warung di tengah sawah dengan menu yang hanya biasa-biasa saja, namun pengunjungnya luar biasa yang datang dari seluruh Indonesia. Selain itu, kehadiran UMKM dan desa-desa wisata yang menjamur di seluruh wilayah Yogyakarta.
Di DIY juga menjamur cafe-cafe kecil, sampai ke desa-desa menyatu dengan alam sekitar, dikelola Karang Taruna, dengan Brand masing-masing, manajemennya bagus, promosinya bagus.
“Omsetnya mampu menopang kesejahteraan masyarakat sekitar. Kenapa bisa berhasil? Rahasianya adalah pengembangan dengan metode ABCD, yakni pemberdayaan berbasis Aset. Aset alam seperti panorama, tanah, air dan seterusnya serta aset SDM seperti komunitas,” ujar Prof Iswandi.
Menurutnya, Metode ABCD adalah metode modern. Masyarakat DIY sudah banyak yang melakukannya, tanpa mengetahui bahwa metode yang dilakukannya itu luar biasa.
“Perguruan Tinggilah yang bertugas menjelaskannya secara sistematis. Pemerintah Daerah di DIY juga memiliki unit-unit pemberdayaan masyarakat yang solid,” pungkasnya.
Penulis: Arif Kusuma Fadholy
Discussion about this post